Jumat, 22 Juni 2012

Posted by Dodik
2 comments | 12.00
Ahmad Fachrudin (Etoser 46)

Sesekali saya pernah menceritakan hal ini kepada kawan-kawan dekat, baik sahabat perjuangan ketika SMA dulu maupun sahabat di kampus rakyat. Terkadang saya juga menceritakan hal ini pada pejuang yang lebih muda di SMA saya dulu, Sebuah Sekolah Menengah Atas Negeri  yang diapit oleh Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Cirebon, SMAN 1 Leuwimunding. Dan saya berharap apa yang saya ceritakan dapat bermanfaat bagi pengejaran impian saya juga bagi para pejuang yang saat ini sedang berjibaku di medan kompetisi masuk PTN.
Hari itu Minggu 2 Agustus 2009, 1 hari setelah saya mendapatkan informasi  dari Web SNMPTN bahwa saya diterima di Departemen Agribisnis IPB. Saya berangkat dari Bekasi menuju Bogor, tepatnya Asrama Beastudi Etos Bogor di lingkar Kampus IPB Dramaga. Hanya 1 tujuan saya, mengambil Surat Keterangan Pensiunan Duda (SKPD) bapak yang saya buat pada Bulan Februari di Taspen Bogor. Sepanjang perjalanan saya hanya memikirkan beberapa hal, salah satunya “Kebodohan”.  Saya merasa amat bodoh, SKPD yang ASLI saya masukan dalam berkas pendaftaran etos. Padahal amat sulit membuat surat itu. Dibuat selama 2 hari dan hanya bisa dibuat di Bogor. Dan Hari Minggu itu, SKPD itu memaksa saya untuk datang kembali ke Bogor  karena sabtu malam saya dinyatakan tidak lolos Seleksi Etos tahap  tes tulis dan wawancara.
Saya benar-benar kalut. Bingung. Setelah sekian langkah yang saya lakukan; PMDK Pendidikan Matematika UPI, PMDK Teknik Kimia UNDIP, USM ITB Untuk Semua, Talent Scouting UNPAD, D3 Monbukagakusho, Beasiswa D3 IPB Gubernur Jabar, Ujian STAN di Cimahi, SNMPTN, dan Beastudi etos itu sendiri; sabtu malam itu diputuskan bahwa saya akan kuliah tahun depan karena saya merasa tak ada beasiswa yang dapat membantu daftar ulang di tanggal 6 Agustus. Namun, entah mengapa ada kekuatan yang mendorong saya berangkat ke  Bogor untuk mengambil SKPD itu, atau sekedar meng-copy nya.
 Tiba di sana, saya menyampaikan kekecewaan. Mengapa pemberitahuan bahwa saya tak lolos baru di Bulan Agustus padahal tes tulis itu digelar awal Mei. Saya memang tahu bahwa jika dalam jangka waktu sebulan tidak dihubungi panitia berarti tidak lolos. Tetapi mengapa sistemnya seperti ini. Bukankah kalau saya tidak lulus etos saya tidak perlu mengikuti SNMPTN? Karena lulus di SNMPTN pun tak ada artinya bagi saya.
“Sampai di sini, saya ingin bertanya kepadamu. Benarkah apa yang saya pikirkan saat itu?” SALAH BESAR KAWAN.
Sebab, yang diinginkan oleh Beastudi etos bukanlah perasaan aman bahwa kita bisa kuliah karena adanya etos.
Tetapi TETAP MENJAGA TEKAD DAN SEMANGAT MENGGAPAI IMPIAN KITA MASUK DI PTN DENGAN ATAU TANPA ETOS. Sebab, amatlah banyak beasiswa yang bisa didapatkan ketika kita sudah berstatus sebagai mahasiswa. Amat banyak. Sekali lagi, AMAT BANYAK. Jangan pernah takut dan khawatir tentang biaya kawan. Allah menjamin kemudahan bagi orang-orang yang ikhlas menuntut ilmu. Untuk para pejuang yang belum sukses di SNMPTN-Undangan semoga ikhtiar do`a dan tawakalnya terjawab di SNMPTN-Tes Tulis. Bagi yang kemarin kehilangan kesempatan SNMPTN-Tes Tulis masih ada UTMI (Ujian Talenta Mandiri IPB) atau SIMAK UI atau UM-UM yang lain. Kalau hari ini tak dibuka, kesempatan itu hilang. Dan Jangan lupa, kawan juga masih punya kesempatan masuk di sekolah tinggi Negara yang jumlahnya tidak sedikit, yang biasanya pendaftarannya dibuka di Bulan Juli.

Keep Hamasah!!
Tetap Jaga Tekad dan Semangat dalam pengejaran impian itu.
Kelak kau akan rasakan kebahagiaan yang teramat saat Allah meridhoi dan mengizinkan kau memeluk impian itu.  

*Jika ada pertanyaan mengapa saya sekarang saya tergabung di Beastudi Etos, maka jawabannya ketika saya pulang pada siang itu saya dihubungi bahwa saya lolos tes tulis dan wawancara. Qodarullah, ada kesalahan penulisan nomor HP, jadi saya tidak pernah bisa dihubungi sejak Juni. Kemudian ada homevisit. Alhamdulillah pada tgl 5 Agustus 2009 saya ditetapkan menerima beastudi etos. Achmad Fachruddin (Etoser Bogor 09).

2 komentar:

Sekretariat:

Jalan Babakan Tengah No. 24, RT 02 RW 08, Dramaga, Bogor. 16880-Institut Pertanian Bogor